Khamis, 31 Disember 2009

Isnin, 28 Disember 2009

Yousef Khattab

(gambar keluarga saudara yousef khattab di ambil dari sini.)

Kamis, 15/01/2009 17:30 WIB

Pada tahun 1998, Joseph Cohen seorang Yahudi Ortodoks kelahiran AS hijrah ke Israel karena keyakinannya yang sangat kuat pada ajaran Yudaisme. Ia kemudian tinggal di pemukiman Yahudi Gush Qatif di Gaza (Israel mundur dari wilayah Jalur Gaza pada tahun 2005).
Cohen tak pernah mengira bahwa kepindahannya ke Israel justru membawanya pada cahaya Islam. Setelah tiga tahun menetap di Gaza, Cohen memutuskan untuk menjadi seorang Muslim setelah ia bertemu dengan seorang syaikh asal Uni Emirat Arab dan berdiskusi tentang teologi dengan syaikh tersebut lewat internet. Setelah masuk Islam, Cohen mengganti namanya dengan nama Islam Yousef al-Khattab.

Tak lama setelah ia mengucapkan syahadat, istri dan empat anak Yousef mengikuti jejaknya menjadi Muslim. Sekarang, Yousef al-Khattab aktif berdakwah di kalangan orang-orang Yahudi, meski ia sendiri tidak diakui lagi oleh keluarganya yang tidak suka melihatnya masuk Islam.
"Saya sudah tidak lagi berhubungan dengan keluarga saya. Kita tidak boleh memutuskan hubungan kekeluargaan, tapi pihak keluarga saya adalah Yahudi dengan entitas ke-Yahudi-annya. Kami tidak punya pilihan lain, selain memutuskan kontak untuk saat ini. Kata-kata terakhir yang mereka lontarkan pada saya, mereka bilang saya barbar," tutur Yousef tentang hubungan dengan keluarganya sekarang.

Ia mengakui, berdakwah tentang Islam di kalangan orang-orang Yahudi bukan pekerjaan yang mudah. Menurutnya, yang pertama kali harus dilakukan dalam mengenalkan Islam adalah, bahwa hanya ada satu manhaj dalam Islam yaitu manhaj yang dibawa oleh Rasululullah saw yang kemudian diteruskan oleh para sahabat-sahabat dan penerusnya hingga sekarang.
"Cara yang paling baik untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama untuk semua umat manusia adalah dengan memberikan penjelasan berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan yang membedakan antara umat manusia adalah ketaqwaannya pada Allah semata," ujar Yousef.
"Islam bukan agama yang rasis. Kita punya bukti-bukti yang sangat kuat, firman Allah dan perkataan Rasulullah saw. Kita berjuang bukan untuk membenci kaum kafir. Kita berjuang hanya demi Allah semata, untuk melawan mereka yang ingin membunuh kita, yang menjajah tanah air kita, yang menyebarkan kemungkaran dan menyebarkan ideologi Barat di negara kita, misalnya ideologi demokrasi," sambung Yousef.

Ia mengatakan bahwa dasar ajaran agama Yahudi sangat berbeda dengan Islam. Perbedaan utamanya dalam masalah tauhid. Agama Yahudi, kata Yousef percaya pada perantara dan perantara mereka adalah para rabbi. Orang-orang Yahudi berdoa lewat perantaraan rabbi-rabbi mereka.

"Yudaisme adalah kepercayaan yang berbasiskan pada manusia. Berbeda dengan Islam, agama yang berbasis pada al-Quran dan Sunnah. Dan keyakinan pada Islam tidak akan pernah berubah, di semua masjid di seluruh dunia al-Quran yang kita dengarkan adalah al-Quran yang sama," ujar Yousef.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Yahudisme di sisi lain berpatokan pada "tradisi oral" misalnya kitab Talmud yang disusun berdasarkan informasi dari mulut ke mulut yang kemudian dibukukan. Para rabbi sendiri, kata Yousef mengakui, bisa saja banyak hal yang sudah orang lupa sehingga keabsahan kitab tersebut bisa dipertanyakan.

Yousef mengungkapkan, kitab Taurat yang diyakini kaum Yahudi sekarang memiliki sebelas versi yang berbeda dan naskah-naskah Taurat itu bukan lagi naskah asli. "Alhamdulillah, Allah memberikan rahmat pada kita semua dengan agama yang mudah, di mana banyak orang yang bisa menghapal al-Quran dari generasi ke generasi. Allah memberkati kita semua dengan al-Quran," tukas Yousef. Meski demikian, ia meyakini dialog adalah cara terbaik dalam berdakwah terutama di kalangan Yahudi.

Ditanya tentang kelompok-kelompok Yahudi yang mengklaim anti-Zionis. Yousef menjawab bahwa secara pribadi maupun dari sisi religius, ia tidak percaya dengan Yahudi-Yahudi yang mengklaim anti-Zionis. "Dari sejarahnya saja, mereka adalah orang-orang yang selalu melanggar kesepakatan. Mereka membunuh para nabi, oleh sebab itu saya tidak pernah percaya pada mereka, meski Islam selalu menunjukkan sikap yang baik pada mereka," paparnya.
Yousef menegaskan bahwa pernyataannya itu bukan untuk membela orang-orang Palestina ataupun atas nama seorang Muslim. Pernyataan itu merupakan pendapat pribadinya. "Allah Maha Tahu," tandasnya.

Sebagai orang yang pernah tinggal di pemukiman Yahudi di wilayah Palestina, Yousef mengakui adanya diskriminasi yang dilakukan pemerintah Israel terhadap Muslim Palestina. Yousef sendiri pernah dipukul oleh tentara-tentara Israel meski tidak seburuk perlakuan tentara-tentara Zionis itu pada warga Palestina.

"Saya masih beruntung, penderitaan yang saya alami tidak seberat penderitaan saudara-saudara kita di Afghanistan yang berada dibawah penjajahan AS atau saudara-saudara kita yang berada di kamp penjara AS di Kuba (Guantanamo)," imbuhnya dengan rasa syukur.
Allah memberikan hidayah pada umatnya, kadang dengan cara yang tak terduga. Seperti yang dialami Cohen atau Yousef yang justru masuk Islam setelah pindah ke wilayah pendudukan Israel di Gaza. (ln/readingislam: EraMuslim)

Rujukan bahasa Inggeris boleh di baca di laman ini.

Nota Kecil : di ambil dari laman ini.

Sabtu, 26 Disember 2009

Ini bukan laporan akhbar


Alhamdulillah, ada beberapa orang Mesir sedang berkunjung ke kota Bandung. Salah seorang dari mereka memberikan bayan/penjelasan di masjid Al Madinah, Antapani. Ini ada beberapa hal yang alhamdulillah bisa saya ingat.

Beliau (yang memberikan bayan), pernah setahun yang lalu berkunjung ke beberapa negara eropa, yaitu Perancis, Swiss dan beberapa daerah lain (saya kurang jelas..). Islam sangat berkembang pesat pertumbuhannya di negara-negara Eropa. Setiap hari, belasan hingga puluhan orang memeluk islam di Perancis. Kenapa begitu..?

Setiap hari, selepas shalat ashar, para muslim Perancis membawa tikar dan pergi ke perkumpulan-perkumpulan orang Perancis, seperti club-club, taman-taman dan tempat keramaian lainnya. Setelah sampai di tempat keramaian tersebut, mereka membentang tikar tersebut lalu duduk dan membuat majelis ta’lim di tempat tersebut. Setelah membaca beberapa hadits, mereka menutup majelisnya.

Setelah itu mereka berpencar dan mengajak orang-orang untuk mengunjungi tikar mereka, baik muslim maupun non muslim. Setelah mereka datang ketempat tersebut, lalu diberikan penjelasan tentang islam dan setelah itu, orang-orang tersebut diajak ke masjid mereka. Yang islam disuruh berwudhu’ dan mengerjakan shalat, apabila belum shalat. Sedangkan yang non-muslim diajak ke suatu ruangan. Setelah muslim tadi selesai sholat, mereka diajak bergabung dengan non-muslim tadi. Setelah itu, semua orang tadi diajak makan berjama’ah di ruangan tersebut, yang telah disiapkan sebelumnya. Dan hal ini dilakukan setiap harinya.

Setiap muslim Perancis, selalu mempunyai rasa cinta yang lebih kepada saudaranya yang lain, baik yang muslim maupun yang non-muslim. Setiap berjumpa dengan saudara muslim, mereka selalu mengucapkan salam. Sedangkan kepada yang non-muslim mereka juga senyum dan mengucapkan salam kebaikan. Lalu beliau bertanya kepada muslim ini, “Kenapa kepada orang non-muslim kalian juga tetap menyapa dengan baik?” Muslim tersebut menjawab, “Saya yakin bahwa suatu saat orang yang saya sapa dan salami nanti akan memeluk islam seperti saya juga.”

Orang Mesir ini juga dibawa keliling oleh muslim Perancis ini dan mendatangi sebuah gereja. Seperti kita ketahui, gereja-gereja di Eropa telah banyak kosong tidak didatangi oleh pemeluknya. Maka muslim Perancis ini kembali membentangkan tikar dan membuat ta’lim didepan gereja. Dan mereka juga mengajak orang-orang yang ada digereja untuk duduk dalam majelis ta’lim mereka. Orang-orang gereja tersebut malah senang karena gereja mereka tampak ramai kembali. Maka karena ini dibuat terus menerus, banyak rumah ibadah gereja yang telah berubah fungsi menjadi masjid, walaupun dari luar tampak seperti gereja. Setiap muslim Perancis punya tanggung jawab untuk mengajak muslim yang lain berda’wah.

Untuk tahap awal, mereka mendatangi daerah-daerah sekitar Perancis yang belum ada suasana islam. Setelah itu, mereka diajak lagi untuk berda’wah mengunjungi negara-negara sekitar Perancis. Lalu setelah itu, diajak untuk berda’wah mengunjungi negara-negara jajahan Perancis yang ada di Amerika Latin dan Afrika.

Penduduk Perancis sekitar 70jutaan dan lebih kurang 3jutaan adalah muslim. Setengah dari muslim Perancis adalah orang yang dahulunya belum mengenal islam atau kafir. Dan orang Mesir ini mengatakan, jumlah muslim Mesir lebih banyak dari Perancis tapi orang yang masuk islam masih sangat sedikit perkembangannya daripada yang di Perancis.

Hal yang sama juga dijumpai di Swiss. Muslim Swiss sangat baik akhlak mereka baik kepada muslim maupun non-muslim. Mereka mengatakan, sudah lebih dari 5 tahun setelah peristiwa WTC, tidak ada lagi negara-negara muslim yang berkunjung kenegara kami. Padahal kami sangat mengharapkan kunjungan-kunjungan negara muslim untuk berda’wah ke negara kami.

Apabila da’wah dibuat, maka orang-orang kafir akan berbondong-bondong memeluk islam (seperti di Perancis dan Eropa).

Tapi, apabila da’wah ditinggalkan, maka orang-orang muslim akan berbondong-bondong meninggalkan islam (seperti yang kita lihat dinegara kita ini).

Semoga Allah azza wa jalla memudahkan kita untuk berda’wah menyebar keseluruh alam seperti Rasulullah saw dan para Shahabat r.hum. Wallahu a’lam.

Nota laporan : di kutip dari sini. Semoga ada menfaat buat kita.

Khamis, 24 Disember 2009

Surah Taubah: Why no Bismillah?


The following answer was given by Faqihul Ummah Hadhrat Mufti Mahmood Gangohi (rahmatullah alayhi) to the question why Surah Taubah has no Bismillah at the beginning.

When Hadrat Uthman رضى الله عنه was asked why there was no bismillah at the beginning of Surah al-Tawba like how there is bismillah at the beginning of other surahs, he replied that there was some doubt as to this surah being a separate surah, because Nabi صلى الله عليه و سلم passed away without explicitly mentioning anything regarding it. This is why Bismillah was not written at the beginning of Surah Taubah. However, since its subject-matter is similar to that of Surah Anfal, it was placed after it and a space for Bismillah has been kept because it is possible that this is a separate surah. (Tirmizi, Vol 2, Pg.139)

In Bukhari Shareef (Vol 2,Pg 271) it is mentioned that this surah was revealed to cancel the peace treaty. In it appears the command of killing the mushrikeen (polytheists) and the expression of Allah Ta`ala’s anger over them. Therefore, Bismillah was not written at the beginning of the surah since Bismillah signifies peace and mercy.

It appears in Shaatbi: لتنزيلها بالسيف لست مبسملا (Bismillah does not appear at the beginning of this surah, because it was revealed in connection to war.) This is not the actual reason though it is a point to consider. The actual reason is that which is narrated from Hadrat Uthman رضى الله عنه (Bayanul Qur’an, Vol 4, Pg 95)

Note : Original copy can be read from this site.

Isnin, 21 Disember 2009

Apa azam tahun baru?


Alhamdulillah.

Allah masih panjangkan rahmat, taufiq dan nurhidayahnya buat kita dengan Rahman dan RahimNya kita masih bernafas di tahun hijrah yang ke 1431 ini.

Betapa banyak nikmat yang telah di kurniakan buat kita.

Tak terhitung. Walau dengan apa pun kita balaskan, tak pernah cukup.

Maka selayaknya sebagai hamba kita patut menanyakan diri kita apakah kehendak Allah atas segala nikmat-nikmatnya yang di berikan ini sebagai balasan yang selayak-layaknya dari kita kepadaNya.

Sebagai hamba, mahu tidak mahu kita adalah wajib menuruti kehendak Pemilik kita.

Jadi sempena awal tahun baru yang mulia ini, sama-sama lah kita perbetulkan maksud hidup kita. Bermuhasabah diri untuk mempersiapkan diri menghadap Robbul 'alamin sebagai hamba yang ta'at atas segala perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya di setiap masa, waktu dan keadaan.

Demi untuk menjadi seorang hamba yang sebenar-benar hamba.

Nota Awal Tahun : Jangan sombong dengan Allah ye.

Jumaat, 11 Disember 2009

Ada siapa - siapa kenal brader ni?



Nota Batu : Cayalah brader. You rock!!

Rabu, 9 Disember 2009

Jalan Sempurna


Hidup. Kadang-kadang meletihkan (sebenarnya bukan kadang2 tetapi selalu). Mengejar dan di kejar. Ada yang mengejar bayang-bayang dan tidak kurang yang di kejar bayang-bayang.

Ada yang tidak mengenal letih. Berhempas pulas untuk sesuatu yang akan di tinggalkan. Atur di abai. Nafsu menjadi petunjuk dalam mengejar sesuatu yang akan di tinggalkan.

Demi untuk perut di isi, habis segala yang di sebelah kanan di biar ringan. Demi hanya kerana ruang yang sempit itu semata!

Hati, yang warnanya merah kini sudah hitam bersalut dosa. Semata-mata untuk perkara-perkara yang akan di tinggalkan dan semata-mata ruang yang sempit itu.

Oh! Aku letih.

Syukurlah. Masih ada yang mahu mengingatkan bahawa di sinilah usaha kita untuk sesuatu yang masih belum di lihat mata.

Syukurlah. Masih ada yang mahu mengajak untuk kerisauan perkara yang masih ghaib.

Syukurlah. Masih ada yang mahu memberitahu bahawa hanya dengan iman kita akan berjaya.

Dengan cara yang Dia suka.

Bukan cara itu dan ini. Bukan cara dunia. Bukan cara Firaun dan Haman. Bukan cara Namrud dan Qarun. Bukan cara aku dan kamu.

Demi nafas yang masih menghela, sebelum terhenti di noktah mati.

tersisa siksa demi bahagia,
jauh menunggu rindu,
hari berlalu terasa lama,
jiwa sudah di sana..

Nota Kecil : Fuh. Lama jugak tidak berupdate. He he he.

Sila klik selagi Halal