Mereka pun berkata, “Wahai Rasulullah! Alangkah lemahnya lelaki itu.” Atau mereka berkata, “Alangkah lembeknya si fulan itu.”
Mendengar pernyataan itu, Rasulullah saw bersabda, “Kamu telah mengumpat saudaramu dan kamu telah memakan dagingnya.”
Dalam lafadz Thabrani dikatakan bahwa seorang lelaki berdiri dari majlis Rasulullah saw, lalu para sahabat yang hadir melihat kea rah lelaki itu yang dalam keadaan lemah sekali. Mereka pun berkata, “Alangkah lemahnya si fulan.”
Rasulullah saw pun bersabda, “Kalian telah mengumpatnya dan memakan daging saudara kalian.” (At Targhib wa At Tarhib)
Dikeluarkan oleh Thabrani dari Mu’az Bin Jabal ra dengan makna riwayat lalu dengan sedikit tambahan: Mereka berkata, “Wahai Rasulullah saw, kami berkata yang benar dengan keadaannya.”
Rasulullah saw bersabda, “Sekiranya kamu telah mengatakan tentang yang tidak benar mengenainya, kamu telah melemparkan tuduhan terhadapnya.”
Dikeluarkan oleh Al Isbahani dengan isnad hasan dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa mereka telah berbicara mengenai seorang lelaki, “Ia tidak makan kecuali setelah diberi makanan oleh orang lain dan ia tidak akan bergerak ke suatu tempat kecuali setelah ia digerakkan.”
Maka Rasulullah saw bersabda, “Kamu telah mengumpatnya.”
Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani dari Ibnu Mas’ud ra katanya: Kami berada di samping Rasulullah saw ketika seorang lelaki tiba-tiba berdiri dan seorang lelaki lain mengata-ngatai lelaki itu. Maka Rasulullah saw bersabda kepada lelaki yang mengata-ngatai itu, “Bersihkan dirimu dan bertaubatlah.”
Tetapi lelaki itu berkata, “Untuk apa saya membersihkan diri saya.”
Jawab Rasulullah saw, “Sesungguhnya kamu telah memakan daging saudaramu.” (At Targhib wa At Tarhib).
Kisah Dua Wanita yang Mengerjakan Shaum Lalu Berbuka dengan Mengumpat
Dikeluarkan oleh Abu Daud, Thayalisi dan Ibnu Abu Dunya dalam bab celaan atas perbuatan mengumpat, dan Baihaqi dari Anas bin Malik ra katanya: Rasulullah saw telah memerintahkan kaum muslimin agar mengerjakan shaum suatu hari. Rasulullah saw bersabda, “Janganlah seorang pun dari kalian yang berbuka shaumnya hingga aku mengizinkannya.”
Maka mereka pun shaum. Ketika menjelang petang, seorang lelaki datang menemui Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya saya terus menerus mengerjakan shaum, maka izinkanlah saya untuk berbuka.” Maka Rasulullah saw pun mengizinkan lelaki itu membuka shaumnya.
Tidak lama kemudian, seorang lelaki lain datang dengan permintaan yang sama. Maka Rasulullah saw pun mengizinkannya. Hingga datang seorang lelaki dan berkata kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah! Ada dua orang wanita yang meneruskan shaumnya tetapi mereka malu menemui engkau untuk meminta izin membuka shaumnya.”
Namun Rasulullah saw memalingkan muka dari lelaki itu. Kejadian ini berulang beberapa kali hingga akhirnya Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya mereka berdua tidak shaum hingga petang ini, mereka memakan daging manusia.”
Kemudian Rasulullah saw memerintahkan lelaki itu agar menemui keduanya dan menyuruh mereka memuntahkan isi perut mereka.
Maka lelaki itu kembali kepada kedua wanita itu dan meminta mereka supaya muntah. Kedua wanita itu muntah, maka keluarlah potongan darah beku dari mulut keduanya.
Kemudian lelaki itu kembali menemui Rasulullah saw dan melaporkan kejadiannya. Rasulullah saw bersabda, “Demi Dia yang memegang nyawaku! Jika kedua potongan darah beku itu masih berada di dalam perut mereka, maka api neraka akan memakan mereka berdua.”
Dikeluarkan oleh Ahmad dan Ibnu Abu Dunya dari Baihaqi dari riwayat seorang lelaki dari Abid, hamba milik Rasulullah saw serupa dengan hadits di atas, tetapi dengan perkataan: Maka lelaki itu menyuruh salah seorang wanita itu supaya muntah. Lalu wanita itu memuntahkan apa yang ada dalam perutnya, maka keluarlah darah dan potongan daging hingga memenuhi setengah gelas. Kemudian lelaki itu menyuruh wanita yang seorang lagi supaya muntah, lalu keluarlah darah dan potongan gading hingga memenuhi gelas itu.”
Rasulullah saw bersabda, “Mereka berdua telah menjalankan shaum dari apa yang dihalalkan oleh Allah bagi mereka untuk memakannya, tetapi mereka membuka shaum itu dengan apa yang diharamkan oleh Allah ke atas mereka. Keduanya duduk-duduk dan mulai memakan daging manusia (dengan mengumpat).” (At Targhib wa At Tarhib)
Kisah Abu Bakar dan Umar ra.huma dengan Seorang Lelaki yang Berkhidmat Kepada Mereka
Dikeluarkan oleh Hafidz Adh Dhia Muqaddasi dalam kitabnya Al Mukhtar dari Anas bin Malik ra, katanya: Orang-orang Arab Badwi mempunyai tabiat suka berkhidmat (melayani) satu sama lain ketika di dalam perjalanan. Suatu ketika, seorang lelaki Arab Badwi berkhidmat kepada Abu Bakar dan Umar ra.huma dalam satu perjalanan. Abu Bakar dan Umar tertidur dan setelah jaga dari tidurnya, mereka tidak melihat makanan yang disediakan oleh lelaki itu. Keduanya berkata, “Sesungguhnya lelaki ini ketiduran terlalu lama.” Kemudian mereka membangunkannya dan berkata kepada lelaki itu, “Pergilah menemui Rasulullah saw dan katakan kepadanya bahwa Abu Bakar dan Umar menyampaikan salam kepadanya dan meminta kuah darinya.”
Tetapi Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya mereka berdua telah mempunyai kuah.”
Kemudia Abu Bakar dan Umar pun menemui Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, kuah apakah yang telah kami makan?”
Rasulullah bersabda, “Dengan daging saudaramu. Demi DIA yang memegang nyawaku dalam tangan-Nya, sesungguhnya aku melihat daging disela-sela gigimu.”
Maka keduanya pun meminta Rasulullah saw agar memohonkan ampunan untuk mereka. Tetapi Rasulullah saw memerintahkan agar mereka memohon kepada lelaki itu supaya memintakan ampunan untuk mereka dari Allah SWT.
(Sebagaimana dalam Kitab Ibnu Katsir)
Nota Kaki : Jumpa artikel ini ketika merewang di sini.